
- Details
STT Tabernakel Indonesia (STTIA) mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan serangkaian pelayanan pada bulan Desember 2024 di berbagai sekolah dan gereja. Kegiatan ini bertujuan untuk membangun iman, karakter, dan pemahaman Alkitab yang aplikatif, sekaligus memperkuat nilai-nilai Kristiani di kalangan anak-anak maupun jemaat.

Pelayanan pertama berlangsung pada 1 Desember 2024, di mana beberapa mahasiswa dan staf mendampingi anak-anak Sekolah Minggu Surabaya Utara dalam Ibadah Persekutuan Natal Sekolah Minggu GKGA di Gereja GPT Kristus Gembala, Surabaya. Kemudian, pada 12 Desember 2024, mahasiswa dan staf turut membantu pelayanan Ibadah Natal Komsel Surabaya Utara di berbagai wilayahnya masing-masing.

Pada 15 Desember 2024, mahasiswa dan staf kembali terlibat dalam pelayanan Ibadah Natal Sekolah Minggu Surabaya Utara di GPT Kristus Ajaib. Selanjutnya, pada 17 Desember 2024, pelayanan diadakan di TK-SD Hang Tua dengan tema “Kenakanlah Kasih dan Hendaklah Damai Sejahtera Tinggal dalam Hatimu,” yang didasarkan pada Kolose 3:14-15. Dalam kesempatan ini, Ibu Yuni Karlina Panjaitan, M.Th., mengajak siswa-siswi untuk memahami pentingnya kasih dan damai sejahtera sebagai dasar kehidupan orang percaya. Pesan ini disampaikan dalam konteks kehidupan sehari-hari, menekankan bagaimana kasih dan damai sejahtera dapat diwujudkan dalam hubungan antarpribadi.

Pelayanan berlanjut pada 18 Desember 2024 di TK-SD Sasana dengan tema “Saya adalah Garam dan Terang Dunia,” yang merujuk pada Matius 5:13-16. Dalam khotbahnya, pembicara menekankan bahwa setiap orang percaya dipanggil untuk menjadi garam dunia, yaitu membawa pengaruh yang baik melalui tindakan sederhana seperti menyapa, berbagi, dan menolong sesama. Selain itu, ia juga menekankan peran sebagai terang dunia, yaitu memberikan teladan melalui sikap hidup yang ramah, tidak pilih kasih, dan menciptakan hubungan yang harmonis.


Sementara itu, pelayanan lainnya dilakukan di SD Pelita Bangsa 21 Desember 2024 dengan tema “Takut akan Tuhan,” yang didasarkan pada Amsal 1:7. Sdr. Efendi Elisa Griapon sebagai pembicara menyampaikan bahwa takut akan Tuhan bukan hanya tentang rasa hormat kepada-Nya, tetapi juga tentang penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Ia menekankan pentingnya menghormati orang tua, guru, dan sesama, serta menjalani hidup yang bertanggung jawab sebagai wujud nyata dari takut akan Tuhan. Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa sikap takut akan Tuhan akan membawa keberhasilan dalam kehidupan rohani maupun duniawi.

Rangkaian pelayanan ini mencerminkan komitmen STTIA sebagai lembaga pendidikan teologi dalam mengintegrasikan pembelajaran teologis dengan pengabdian kepada masyarakat. Melalui tema-tema Alkitab yang relevan dan penyampaian pesan yang aplikatif, STTIA diharapkan dapat memberikan dampak positif dalam membangun iman, karakter, dan spiritualitas generasi muda maupun jemaat. Kegiatan ini juga mencerminkan misi STTIA dalam memperlengkapi setiap individu untuk menjalani panggilan Kristiani secara nyata di tengah masyarakat.

- Details
Segala puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya kegiatan ibadah Praise and Worship (PAW) yang telah berlangsung dengan baik pada hari Rabu, 20 November 2024. Acara ini diselenggarakan oleh bidang kerohanian senat mahasiswa STTIA dan dihadiri oleh semua mahasiswa yang tinggal di asrama.

Selain sesi utama PAW, acara ini juga diisi dengan sesi kesaksian dari perwakilan mahasiswa setiap semester, mulai dari semester satu hingga semester akhir. Sesi ini menjadi momen inspiratif, di mana setiap mahasiswa dapat saling dikuatkan melalui cerita iman dan pengalaman mereka dalam perjalanan bersama Tuhan. Sebagai penutup, seluruh mahasiswa melakukan foto bersama, diikuti dengan ramah tamah yang mempererat hubungan kebersamaan.
Melalui kegiatan ini, para mahasiswa diharapkan mengalami kebangunan rohani yang mendalam, mengobarkan semangat baru untuk melayani Tuhan dengan sepenuh hati. Ibadah ini tidak hanya menjadi momen perjumpaan dengan Tuhan, tetapi juga momentum yang mempererat tali persaudaraan di antara mahasiswa. Soli Deo Gloria.

- Details
Pada bulan November 2024, Gift Choir STTIA mempersembahkan pujian di dua gereja, yaitu di GPT Kristus Gembala dan GPT Kristus Ajaib. Penampilan pertama dilakukan pada tanggal 3 November 2024 di GPT Kristus Gembala dengan lagu berjudul Total Praise. Dua minggu kemudian, pada tanggal 17 November 2024, penampilan kedua dengan lagu yang sama dilaksanakan di GPT Kristus Ajaib.

Lagu Total Praise memiliki pesan teologis yang mendalam, yang menekankan keyakinan bahwa Tuhan adalah sumber kekuatan dan damai sejahtera bagi umat-Nya. Lirik lagu ini mengandung pengakuan atas pertolongan Tuhan yang datang dalam setiap kondisi hidup, serta panggilan untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada-Nya. Salah satu bagian refrain dalam lagu ini menyatakan, “You are the source of my strength, You are the strength of my life,” yang mengungkapkan pengakuan akan Tuhan sebagai sumber kekuatan dan hidup yang sesungguhnya. Lagu ini diakhiri dengan kata Amen yang menegaskan penghormatan dan penyembahan total kepada Tuhan.

Penampilan Gift Choir STTIA ini mencerminkan konsistensi dalam menyampaikan pesan rohani yang dapat menguatkan iman jemaat melalui pujian. Dengan menggunakan lagu Total Praise, Gift Choir STTIA tidak hanya mengajak jemaat untuk memuji Tuhan, tetapi juga untuk merenungkan makna hidup yang bergantung sepenuhnya pada Tuhan sebagai sumber kekuatan sejati. Amin.

- Details
Pada bulan November 2024, Sekolah Tinggi Teologi Tabernakel Indonesia (STTIA) melaksanakan program pelayanan bertajuk STTIA Goes to School di tiga sekolah di Surabaya. Program ini dirancang untuk membangun iman para siswa sekaligus mendorong mereka untuk menghidupi nilai-nilai Kristiani dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, juga untuk memperkenalkan kampus STT Tabernakel Indonesia kepada masyarakat lebih luas.
Kegiatan pertama berlangsung pada 4 November 2024 di SMA Kristen Pirngadi Surabaya dengan tema “Kuatkan dan Teguhkan Hatimu” (Yosua 1:1-9). Firman Tuhan disampaikan oleh Ibu Sofia Margareta, S.S., M.Th., yang mengingatkan para siswa untuk menghadapi tantangan hidup dengan keberanian dan iman yang teguh, seperti yang diajarkan kepada Yosua dalam Alkitab.

Dokumentasi STTIA Goes to School di SMAK Pirngadi, Surabaya
Selanjutnya, pada 8 November 2024, program dilanjutkan di SMK-SMA Barunawati Surabaya dengan tema “Penjala Manusia” (Lukas 5:1-11). Dalam sesi ini, Ibu Sri Ayu Dyah Utami, S.S., M.Th., mengajak para siswa untuk memahami panggilan Tuhan dalam hidup mereka, menginspirasi mereka untuk menjadi terang bagi sesama dengan mempraktikkan kasih dan pengabdian yang sejati.

Kegiatan terakhir diadakan pada 15 November 2024 di SMK Kawung 1 Surabaya dengan tema “Panggilan untuk Melayani” (Keluaran 3-4). Firman Tuhan disampaikan oleh Sdr. Markus Kristian Hura, S.Pd., yang menekankan pentingnya menjawab panggilan Tuhan dengan keberanian dan ketaatan. Ia menegaskan bahwa Tuhan yang memanggil senantiasa menyertai, memampukan, dan memberikan kekuatan untuk melayani.

Melalui program ini, STTIA berharap para siswa tidak hanya terinspirasi untuk bertumbuh dalam iman, tetapi juga terdorong untuk menjalani hidup yang selaras dengan panggilan Tuhan. Dengan pesan-pesan yang relevan dan menguatkan, STTIA Goes to School menjadi sarana untuk memperlengkapi generasi muda agar hidup memuliakan Tuhan dalam keseharian mereka. Soli Deo Gloria!

- Details
Pada hari Sabtu, 2 November 2024, STT Tabernakel Indonesia mengirimkan delegasi yang terdiri dari mahasiswa, staf, dan pimpinan untuk mengikuti Sing! 2024: Getty Music Worship Conference. Acara yang diselenggarakan oleh WOW Ministry ini berlangsung di Gereja Reformed Exodus Community Galaxy Mall (REC-HUB), Surabaya, dari pukul 10:00 hingga 16:00 WIB. Dengan mengusung tema "The Songs of the Bible," konferensi ini membahas kekayaan nyanyian dalam Alkitab yang berperan sebagai sarana ibadah dan penguatan iman umat Kristen.

Konferensi ini menghadirkan lima sesi plenary yang disampaikan melalui dua format: rekaman dan tatap muka. Dalam plenari rekaman, John Piper membawakan Songs of the Old Testament, yang mengupas lagu-lagu Perjanjian Lama, seperti mazmur, sebagai sumber inspirasi untuk menyegarkan nyanyian dan ibadah. Ia menekankan bahwa lagu-lagu ini tidak hanya menjadi alat pujian, tetapi juga sarana pengajaran, penyembuhan jiwa, dan deklarasi iman di tengah berbagai situasi kehidupan.
Selanjutnya, Mark Dever membahas Songs of the New Testament, dengan fokus pada Magnificat, ungkapan pujian Maria atas kabar kelahiran Kristus. Lagu-lagu ini mengajarkan rasa syukur, pengakuan iman, dan kepercayaan mendalam kepada Tuhan, sekaligus menginspirasi umat untuk memuji sebagai respons terhadap karya keselamatan-Nya.
Trip Lee menutup plenary rekaman dengan membawakan The Bible in the Modern World. Ia menjelaskan relevansi Alkitab di era modern dan menekankan bahwa ibadah merupakan respons yang benar terhadap Tuhan. Bagi Trip Lee, ibadah adalah gaya hidup yang diwujudkan tidak hanya di dalam gereja, tetapi juga dalam tindakan sehari-hari yang memuliakan Tuhan.
Pada sesi tatap muka, Pdt. Jimmy Setiawan membawakan Songs of Lament, yang membahas lagu-lagu ratapan sebagai ekspresi iman di tengah penderitaan. Ia menegaskan bahwa nyanyian ratapan memberi ruang bagi umat untuk membawa pergumulan mereka kepada Tuhan, menemukan penghiburan, dan memperbarui pengharapan dalam kasih setia-Nya.
Pdt. Yakub Tri Handoko menutup sesi tatap muka dengan materi berjudul Singing as Communal Edification, yang menyoroti pentingnya bernyanyi dalam membangun tubuh Kristus. Ia menjelaskan bahwa nyanyian tidak hanya menyampaikan kebenaran firman Tuhan tetapi juga mempererat persatuan, memperkuat iman, dan memperlengkapi jemaat untuk bertumbuh bersama dalam kasih karunia.

Melalui konferensi ini, STT Tabernakel Indonesia bersama peserta lainnya diajak untuk merenungkan dan mempraktikkan nyanyian sebagai sarana ilahi dalam membangun iman, memperkuat hubungan komunitas, dan menyatakan respons atas kasih Tuhan. Kekayaan nyanyian dalam Alkitab bukan sekadar seni, melainkan ungkapan iman yang berakar dalam kebenaran firman Tuhan.
Kiranya konferensi ini menjadi berkat besar bagi gereja-gereja di Indonesia, memperlengkapi jemaat untuk memuliakan Tuhan melalui ibadah yang sejati. Setiap nyanyian yang dinaikkan diharapkan menjadi persembahan yang harum bagi Tuhan. Soli Deo Gloria!

- Details
STT Tabernakel Indonesia kembali berkesempatan mengikuti turnamen futsal putra dan putri antar-STT se-jaringan Surabaya yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) STT Se-Jaringan. Kegiatan ini berlangsung pada Sabtu, 26 Oktober 2024, di Menara Futsal, Jl. Taman Lestari No. 01, Wadungasri, Kecamatan Waru, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, 61256. Turnamen ini diikuti oleh delapan institusi pendidikan tinggi teologi yang tergabung dalam jaringan tersebut.

Sebelum pertandingan dimulai, seluruh peserta dan suporter mengikuti serangkaian acara pembukaan, meliputi menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia dan doa bersama sebagai bentuk ungkapan syukur. Panitia juga memberikan arahan teknis dan penjelasan terkait peraturan untuk memastikan pertandingan berlangsung secara tertib dan sportif.

Dalam turnamen ini, tim futsal putra STT Tabernakel Indonesia berhasil meraih peringkat kedua, sementara tim futsal putri harus berpuas diri dengan belum memperoleh gelar juara. Partisipasi ini tetap disyukuri sebagai kesempatan berharga untuk berkompetisi sekaligus mempererat hubungan antar-STT. Turnamen ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga wahana untuk membangun relasi, karakter, mengembangkan kepribadian, dan mendalami nilai-nilai Firman Tuhan. Melalui pengalaman ini, para peserta diajak untuk bertumbuh dalam iman, mengejar tujuan hidup yang mulia, dan menjadi pribadi yang takut akan Tuhan.

Semoga kegiatan ini menjadi langkah awal untuk mempererat kerja sama antar-STT serta terus mendorong pengembangan karakter dan iman para peserta dalam kasih Tuhan.

- Details
Segala puji syukur hanya bagi Tuhan yang telah memberikan kesempatan bagi beberapa mahasiswa, dosen, dan staf Sekolah Tinggi Teologi (STT) Tabernakel Indonesia untuk dapat mengikuti Seminar Alkitab: Terjemahan dan Penggunaannya pada hari Sabtu, 19 Oktober 2024. Kegiatan yang diselenggarakan oleh LAI (Lembaga Alkitab Indonesia) ini berlangsung di Gedung Q, Ruang Amphitheater, Jl. Siwalankerto No. 121-131, Kecamatan Wonocolo, Surabaya, Jawa Timur, 60236. Seminar ini dibagi ke dalam tiga sesi yang menghadirkan narasumber ahli di bidangnya.

Pada sesi 1, dengan pembicara Pdt. Anwar Tjen, Ph.D. (Lembaga Alkitab Indonesia), membahas sejarah penerjemahan Alkitab sejak Septuaginta (LXX) dan prinsip-prinsip penerjemahan: kejelasan, ketepatan, dan kewajaran. Penerjemahan dilakukan secara kolaboratif untuk memastikan akurasi dan relevansi bagi gereja-gereja Indonesia. Kemudian pada sesi 2, yang dipimpin oleh Pdt. Ferry Yefta Mamahit, Ph.D. (STT SAAT Malang), menyoroti peran penerjemahan Alkitab dalam misi global. Penerjemahan Alkitab dipandang sebagai bagian dari penyataan Allah yang menjelma menjadi manusia dan alat penting dalam penginjilan. Dan terakhir pada sesi 3, oleh Samuel Soegiarto, M.Th., membahas penggunaan Alkitab terjemahan dalam khotbah. Beliau menekankan pentingnya pengkhotbah membantu jemaat memahami teks Alkitab secara historis dan relevan bagi kehidupan masa kini.

Dari pemaparan materi seminar yang disampaikan, maka dapat ditangkap bahwa penerjemahan Alkitab bukan hanya aktivitas linguistik, tetapi juga memiliki dasar teologis, misiologis, dan kontekstual. Proses ini bertujuan menjadikan firman Tuhan dapat dipahami, diaplikasikan, dan menjadi sarana pembentukan iman jemaat di era modern.

Akhirnya, biarlah melalui kegiatan ini para peserta, khususnya sivitas STT Tabernakel Indonesia semakin diteguhkan betapa luar biasanya Firman Allah. Kemuliaan hanya bagi Allah Tritunggal.

- Details
Pada hari Rabu, 16 Oktober 2024, Program Studi Pendidikan Agama Kristen (PAK) Semester III STT Tabernakel Indonesia yang diampu oleh ibu Ii Varia Indahyani, M.Pd.K. menyelenggarakan mini Seminar Akademik dengan tema “Mempersiapkan Mental untuk Memasuki Pernikahan.” Kegiatan ini menghadirkan dua Narasumber, yaitu pasangan suami istri Bapak Samuel Sirait, M.Th., dan Ibu Sri Ayu Dyah Utami, S.S., M.Th.
Narasumber pertama, Bapak Samuel Sirait, M.Th., dalam materinya menekankan bahwa pernikahan memerlukan kematangan emosional dan kemampuan mengendalikan diri sebagai kunci utama dalam menghadapi konflik yang tak terhindarkan. Selain itu, tanggung jawab, komitmen, dan pengorbanan merupakan pondasi penting untuk membangun pernikahan yang sehat. Beliau juga menggarisbawahi pentingnya komunikasi yang efektif, kemampuan beradaptasi, dan sikap rekonsiliasi setelah konflik. Sebagai kesimpulan dari materi ini, beliau menegaskan bahwa mempersiapkan mental secara matang sebelum menikah sangatlah penting, sambil terus melibatkan Tuhan dalam setiap proses pernikahan.

Narasumber kedua, Ibu Sri Ayu Dyah Utami, S.S., M.Th., dalam materinya mengingatkan peserta bahwa pernikahan adalah keputusan besar yang tidak hanya melibatkan dua individu, tetapi juga keluarga dan Tuhan. Ia menekankan pentingnya menerima pasangan secara utuh, baik dalam hal kelebihan maupun kekurangan. Menurut beliau, pernikahan membawa perubahan dalam prioritas hidup. Oleh karena itu, pasangan harus berdiskusi dan mencapai kesepakatan dalam berbagai aspek, seperti keuangan dan pembagian peran. Ia juga menegaskan bahwa komitmen dalam pernikahan bukan hanya janji di altar, tetapi ikatan seumur hidup yang harus dijaga. Dalam penutupannya, Sri Ayu mengingatkan bahwa pernikahan adalah tentang "kita," bukan lagi "aku," serta pentingnya melibatkan Tuhan sejak awal hingga akhir perjalanan pernikahan.

Jadi, menikah bukan sekadar keputusan, melainkan komitmen untuk membangun kehidupan bersama dengan kesiapan mental, sikap saling mendewasakan, dan keinginan untuk melibatkan Tuhan dalam setiap langkah perjalanan pernikahan. Menikah merupakan salah satu keputusan paling penting dan berharga dalam hidup, sehingga perlu dipertimbangkan dengan sangat matang. Karena sifatnya yang mengikat seumur hidup, pernikahan memerlukan persiapan yang menyeluruh. Sebelum melangkah ke jenjang pernikahan, penting untuk benar-benar mengenal pasangan dengan baik. Dalam proses itu, kedua belah pihak perlu saling mendewasakan diri agar siap menghadapi tanggung jawab yang akan diemban bersama. Pernikahan bukan sekadar menyatukan dua individu, tetapi juga tentang kesiapan mental untuk menghadapi berbagai perubahan yang akan terjadi dalam kehidupan. Lebih dari itu, menikah bukan lagi tentang aku dan kamu, melainkan tentang kita dimana sebuah kebersamaan yang mengedepankan harmoni dan kerja sama. Yang tak kalah penting, Tuhan harus dilibatkan sejak awal hingga akhir perjalanan pernikahan. Dengan demikian, pernikahan dapat menjadi sebuah ikatan yang tidak hanya kokoh secara emosional, tetapi juga diberkati secara rohani.